Lampu penghias parkiran makam dan masjid kotagede

00.26




Haloo kawan mbaleloo kali ini petualan penaku mengajakku untuk singgah di tempat yang sanga penting bagi sejarah mataram islam di kota yogyakarta  sekarang ini, jadi bengini ceritanya kawan, waktu itu di sore yang sangat cerah aku dan kawanku sedang berjalan-jalan di pasargede atau yang sekarang sering dan juga akrab di kenal sebagai kotagede yang sudah terkenal dari zaman kolonialisme belanda sebagai kota penghasil perak dan telah terjamin kualitasnya .

Di karenkan sudah sore dan menjelan mahrib kami putuskan untuk sejenak beristirahat dan solat di masjid gede kotagede sembari menunggu azan mahrib kami berkeliling melihat sekitar masjid dan area makam raja-raja mataram islam yang tidak jauh dari masjid dan ada juga di sana area yang pernah dijadikan tempat pemandian raja, para putri dan ratu kerajaan matram islam kala itu yang sampai sekarang masih dirawat oleh para abdi dalam keraton jogjakarta. Sesampainya diparkiran saya sempatkan untuk menggambar lampu yang menghiasi di setiap sudut masjid dan makam sesekali kami berdua mengobrol dengan beberapa orang penduduk asli dan juga dengan para abdi dalam untuk menanyakan sejarah singkat masjid dan makam yang menjadi bukti kejayaan mataram islam di kota gede yang meninggalakan banyak bukti sejarah. 

menurut meraka cerita dan sejarahnya seperti ini kawan pada awalnya sebelum abad 17 Pulau Jawa berada di bawah kepempinan kesultanan Pajang yang berpusat di Jawa Tengah. Sultan Hadiwijaya, Sultan yang memimpin pada saat masa itu memberikan hadiah berupa Alas (hutan) Mentaok dengan area yang cukup luas kepada Ki Gede Pemanahan. Kemudian hadiah ini diberikan setelah beliau berhasil menaklukkan musuh kerajaan. Selanjutnya, Ki Gede Pemanahan dengan keluarga dan pengikutnya berpindah ke Alas Mentaok, sebuah hutan yang sebenarnya adalah pusat Kerajaan Mataram Hindu pada masa - masa sebelumnya. Beliau membangun desa kecil di hutan tersebut. Desa berkembang dan setelah Ki Gede Pemanahan wafat serta digantikan oleh putranya yang bernama Senapati Ingalaga, desa berkembang sangat pesat, menjadi pusat kota yang ramai. Kota tersebut dinamakan Kotagede, yang berarti kota besar. 

lalu Setahun kemudian, Pangeran Benawa meninggal dan Senapati ditunjuk untuk menjadi pemimpin Kesultanan Pajang. Sejak saat itu Senapati dinobatkan menjadi raja pertama Mataram Islam, dengan gelar Panembahan. Beliau tidak mau memakai gelar Sultan Pajang, dengan maksud untuk menghormati Sultan Hadiwijaya dan Pangeran Benawa. Dengan menjadi raja Mataram Islam, Senapati menentukan pusat kota dan istana pemerintahannya di Kotagede. Panembahan Senapati akhirnya wafat pada tahun 1601 dan dimakamkan di Kotagede berdekatan dengan makam ayahnya. Kerajaan Mataram Islam kemudian berhasil menguasai hampir seluruh Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia) dan mencapai puncak kejayaannya di bawah pimpinan raja ke-3, yaitu Sultan Agung (cucu Panembahan Senapati). Pada tahun 1613, Sultan Agung memindahkan pusat kerajaan ke Karta (dekat Plered) dan akhirnya berakhirlah masa Kotagede sebagai pusat kerajaan Mataram Islam nah kurang lebih demikian cerita yang kami dapat karena kami terhanyut oleh suasana ketika bercerita tak terasa azan sudah berlalu dan akhirnya kami harus bergegas beranjak untuk  solat mahrib  dan meneruskan perjalan kami selanjutnya dan semoga petualangan penaku bisa menggambarkan sedikit banyaknya cerita dan saksi sejarah di kotagede kawan mbaleloo dan semoga bisa menjadi informasi untuk teman-teman yang belum tahu. dan akan ada kisah di penku untuk kawan mbaleloo trima kasih

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts